yovi ersariadi
17355/2010
sastra indonesia
Kutipan 1 (Artikel Ilmiah)
17355/2010
sastra indonesia
Kutipan 1 (Artikel Ilmiah)
SASTRA BANDINGAN: PINTU MASUK KAJIAN BUDAYA
STUDI KASUS ROMEO DAN JULIA, SONEZAKI SHINJU, UDA DAN DARA
Maman S. Mahayana
STUDI KASUS ROMEO DAN JULIA, SONEZAKI SHINJU, UDA DAN DARA
Maman S. Mahayana
Ada dua hal yang sangat mungkin menjadi problem dalam sastra bandingan (comparative literature) sebagai sebuah disiplin ilmu. Pertama, persoalan yang menyangkut konsep sastra bandingan. Dalam banyak rumusan atau definisi sastra bandingan pada umumnya, penekanan perbandingan pada dua karya atau lebih dari sedikitnya dua negara yang berbeda menjadi pusat perhatian yang utama. Jadi, sebuah perbandingan dua karya atau lebih yang berasal dari dua negara, termasuk ke dalam wilayah sastra bandingan. Jika kita membandingkan dua karya yang berasal dari dua kultur etnik yang berbeda –Sunda dan Jawa, misalnya—, padahal kedua karya itu berada dalam wilayah negara yang sama, apakah termasuk ke dalam wilayah sastra bandingan. Pertanyaan yang sama dapat diajukan ketika kita membandingkan sastra Singapura dengan sastra Taiwan yang keduanya memakai bahasa Mandarin atau sastra Brunei Darussalam dengan sastra Malaysia yang keduanya memakai bahasa Melayu. Pertanyaan yang sama tentu saja dapat kita kemukakan lebih panjang lagi. Jadi, jika kita mengamati karya-karya dari berbagai negara yang menggunakan bahasa yang sama atau sastra dari berbagai daerah dalam satu negara, maka ternyata bahwa rumusan sastra bandingan yang menekankan pada perbedaan negara, justru akan mengundang masalah konseptual. Dalam konteks itulah, perlu kiranya kita mempertanyakan kembali rumusan-rumusan sastra bandingan yang pernah ada.
Masalah kedua menyangkut praktik sastra bandingan sebagai sebuah kajian. Apakah praktik sastra bandingan hanya sebatas membandingkan dua teks sastra atau lebih jauh dari itu dengan mencantelkan analisis atau interpretasinya pada kebudayaan dan kehidupan kemasyarakatan yang melahirkannya. Jika perbandingannya itu hanya menyangkut dua atau lebih teks sastra yang berbeda, maka hasil perbandingan itu hanya akan sampai pada perbedaan dan persamaan tekstual. Dari sana mungkin kita akan sampai juga pada persoalan reputasi dan penetrasi, dan pengaruh-mempengaruhi. Jika demikian halnya, maka perbandingan itu akan tetap berkutat pada persoalan tekstual. Jadi, apakah tujuan sastra bandingan hanya sampai pada pengungkapan perbedaan dan persamaan dua teks atau lebih. Oleh karena itu, patutlah dipertimbangkan tujuan sastra bandingan yang tidak hanya sampai pada perbandingan dua teks sastra yang berbeda dan mengungkapkan persamaan dan perbedaan tekstual, tetapi juga coba menelusuri persamaan dan perbedaannya itu sebagai bagian dari dua produk budaya yang dilahirkan dari dua kehidupan sosio-budaya yang berbeda.
Sebelum memasuki pada pembicaraan beberapa karya sastra yang hendak dijadikan contoh kasus studi sastra bandingan, alangkah baik jika kita memperhatikan dahulu sejumlah rumusan mengenai sastra bandingan. Dari rumusan itu, serta dengan mengungkapkan beberapa kasus terjadinya problem konseptual, boleh jadi pula kita akan memperoleh rumusan yang lebih pas; atau paling sedikit, kita dapat meninjau sejauh mana rumusan sastra bandingan masih dapat dipertahankan dan alternatif apa yang perlu dikedepankan.
Kutipan
2 (Artikel Ilmiah)
HIPERKES DAN KESELAMATAN
KERJA JAWABAN ATAS TANTANGAN MASA KINI
Hendarto Budiyono, SMI,
MM
Kepala Balai Hiperkes
dan KK Propinsi D.I Yogyakarta
I.
Pendahuluan
Hiperkes dan Keselamatan
Kerja keberadaannya dapat diterima oleh berbagai pihak antara lain kalangan
dunia industri, kalangan perguruan tinggi maupun kalangan profesi yang terkait
dengan pengembangan sumber daya manusia diperusahaan, perbaikan kondisi
lingkungan kerja, penanganan peralatan dan mesin produksi dan upaya peningkatan
produktivitas , Hiperkes dan Keselamatan Kerja merupakan perpaduan antara ilmu
medis, teknik dan ilmu-ilmu yang lainnya, Hiperkes dan Keselamatan Kerja pada
awalnya merupakan singkatan dari Higiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja, namun seiring dengan perjalanan waktu maka Hiperkes dan Keselamatan
Kerja merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan di dunia
internasional bernama “ Occupational Health and Safety (OHS) “, sehingga tenaga
kerja yang bekerja ditempat kerja tersebut terbebas dari kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
Hiperkes daan Keselamaatan Kerja
perkembangannya di Indonesia dimulai sejak tahun 1957 dengan didirikannya
Lembaga Kesehatan Buruh pada Dinas Perburuhan, sejak saat itu perkembangan
Hiperkes daan Keselamatan Kerja tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan
dunia industri dan sampai saat ini sudah
banyak Perguruan Tinggi Negeri & Swasta yang membuka program D3, S1, S2 dan
S3 dalam bidang Hiperkes dan Keselamatan Kerja.
Hiperkes daan Keselamatan
Kerja merupakan kebutuhan dari dunia industri, karena faktor penyebab
kecelakaan dan penyakit akibat kerja pada dasarnya dapat dikendalikan dan
dihilangkan asalkan kita mampu untuk menerapkannya, dampak dari kecelakan
antara lain : penderitaan bagi yang terkena musibah dan kerusakan harta benda
bagi pemilik perusahaan dan lain sebagainya.
Penerapan di tempat kerja memerlukan komitment dari
pimpinan perusahaan, dikarenakan pihak perusahaan harus menyediakan dana untuk
melaksanakan program, menyediakan personil yang memenuhi syarat dan
menginvestasikan peralatan dan sarana dalam rangka pencegahannya.disamping itu
pemerintah sudah banyak mengeluarkan aturan yang dapat dipakai untuk memacu
pelaksanaan program Hiperkes daan Keselamatan Kerja di tempat kerja.
PERUBAHAN DUNIA KERJA
Seiring dengan kemajuan
dunia industri maka terjadi perubahan kondisi lingkungan kerja yang ada di
masyarakat aantara lain ditandai dengan perubahan lingkungan kerja pada sektor
pertanian yaitu dengan dipergunakannya bahan-bahan pembasmi serangga dan gulma
baik pestisida maupun herbisida dan pengunaan mekanisasi pertanian akan
mendorong kondisi lingkungan kerja dan masyarakat petani akan mengalami
keracunan dan terpapar faaktor fisik antara lain kebisingan getaran dll. Hal
yang demikian akan terjadi peningkatan penyakit akibat kerja dan kecelakaan
kerja pada sektor industri manufactur dan jasa antara lain disebabkan
penggunaan bahan kimia yang bermacam macam baik jenis maupun jumlahnya
disamping itu juga dipengaruhi penggunaan peralaatan dan mesin yang selalu
meningkat tingkat resikonya, apabila tidak ditangani dengan benar
Kesempatan kerja kedepan
juga dipersyaratkan adanya kopetensi pada masing masing pencari kerja, hal ini
saangat penting dikarenakan keahlian yang dimiliki oleh individu harus dapat
dipertanggung jawabkan dan harus menguasai bidang yang ditekuninya, disamping
itu menuntut adanya multi skilling, seseorang harus mempunyai keahlian ganda
sehingga bagi perusahaan hal ini sangat menguntungkan karena cukup merekrut
satu orang saja tapi yang bersangkutan mempunyai beberapa keahlian.Orang-orang
profesional akan dinamis dalam meningkatkan pengembangan dirinya karena tidak
ada satupun aturaan yang menghambat seseorang untuk dapat kerkarier, disamping
itu menuntut seseoraang harus selalu dalam kondisi prima dan masih dapat
dikembangkan untuk menghadapi tantangan kedepan.
Kutipan
3 (Semi Ilmiah)
Butuh
10 Tahun Bangun Christchurch
Setidaknya butuh 10 tahun
untuk membangun christchurch, yang diamuk gempa 4,3 Skala Richter, Selasa
(22/2). Perlu beberapa bulan lagi untuk dapat membuka kembali kota di New
Zealand itu. Hal itu merupakan penilaian Penjabat Menteri Pembangunan Ekonomi New Zealand David Carter.
“New Zealand butuh lebih
dari 10 tahun untuk membangun kembali Christchurch, gerbang utama negara di
Pulau Selatan,” kata Carter. Jadwal itu diperkirakan sesuai dengan kerusakan
yang jumlah korban tewas sejak gempa pekan lalu sudah mencapai 161 jiwa dan
tampak akan bertambah hinggsa lebih dari 240 orang.
Kepala Pertahanan Sipil John
Hamilton mengonfirmasi, pencarian sudah dihentiakn. Pasalnya, penjabat terkait
saat ini yakin bahwa sudah tidak ada warga selamat yang terperangkap di
reruntuhan bangunan.
(Rakyat
Merdeka, 4 maret 2011, hal. 10)
Kutipan
4 (Semi Ilmiah)
Gempa Mentawai Mampu Picu Gempa Lebih Besar
Andri Haryanto - detikNews
Jakarta - Gempa 7,2 dalam Skala Richter
(SR) yang terjadi di Kepulauan Mentawai mampu memicu gempa lebih besar
(megathrust) dari gempa sebelumnya.
"Kalau ditanya kemungkinan terjadi, bisa saja kemungkinan itu terjadi," kata Kepala Bidang Gempa Bumi dan Pergerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Geologi (PVMG), I Gede Swantika, saat berbincang dengan detikcom, Rabu (27/10/2010).
"Kalau ditanya kemungkinan terjadi, bisa saja kemungkinan itu terjadi," kata Kepala Bidang Gempa Bumi dan Pergerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Geologi (PVMG), I Gede Swantika, saat berbincang dengan detikcom, Rabu (27/10/2010).
Namun,
dia melanjutkan, kemungkinan megathrust tidak terjadi dalam waktu dekat. Pusat
gempa berada di zona subduksi atau daerah penunjaman yang mengarah ke barat.
"Tidak
dalam waktu dekat, bisa jadi berpuluh-puluh tahun nanti," ujarnya.
Gede
mengatakan, gempa hebat yang melanda kepulauan Mentawai pada Senin lalu berada
di luar jalur Mentawai. Berbeda dengan gempa-gempa sebelumnya, yaitu gempa
Padang, Nias, Bengkulu, dan Aceh, yang terjadi di jalur Mentawai.
"Karena
berada di jalur yang sama itu gempa saling mempengaruhi gempa-gempa di
Sumatra," katanya.
Sedikitnya
113 orang tewas dalam musibah gempa dan tsunami pada Senin (25/10/2010).
Tsunami setinggi 3-7 meter adalah penyebab banyaknya korban tewas dibandingkan
dengan gempa 7,2 SR yang terjadi pukul 21.40 WIB. (ahy/nrl)
Kutiapan
5 (Non Ilmiah)
PERADILAN
RAKYAT
Cerpen Putu Wijaya
Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum.
"Tapi aku datang tidak sebagai putramu," kata pengacara muda itu, "aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini."
Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.
"Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?"
Pengacara muda tertegun. "Ayahanda bertanya kepadaku?"
"Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
Pengacara muda itu tersenyum.
"Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku."
"Tentu saja. Aku juga pernah muda seperti kamu. Dan aku juga berani, kalau perlu kurang ajar. Aku pisahkan antara urusan keluarga dan kepentingan pribadi dengan perjuangan penegakan keadilan. Tidak seperti para pengacara sekarang yang kebanyakan berdagang. Bahkan tidak seperti para elit dan cendekiawan yang cemerlang ketika masih di luar kekuasaan, namun menjadi lebih buas dan keji ketika memperoleh kesempatan untuk menginjak-injak keadilan dan kebenaran yang dulu diberhalakannya. Kamu pasti tidak terlalu jauh dari keadaanku waktu masih muda. Kamu sudah membaca riwayat hidupku yang belum lama ini ditulis di sebuah kampus di luar negeri bukan? Mereka menyebutku Singa Lapar. Aku memang tidak pernah berhenti memburu pencuri-pencuri keadilan yang bersarang di lembaga-lembaga tinggi dan gedung-gedung bertingkat. Merekalah yang sudah membuat kejahatan menjadi budaya di negeri ini. Kamu bisa banyak belajar dari buku itu."
Pengacara muda itu tersenyum. Ia mengangkat dagunya, mencoba memandang pejuang keadilan yang kini seperti macan ompong itu, meskipun sisa-sisa keperkasaannya masih terasa.
Kutiapan
6 (Non Ilmiah)
KUNANG-KUNANG
DI LANGIT JAKARTA
Cerpen Seno Gumira Adjidharma
Ia kembali ke kota ini karena
kunang-kunang dan kenangan. Padahal, ia berharap menghabiskan liburan musim
panas di Pulau Galapagos—meski ia tahu, kekasihnya selalu mengunjungi pulau itu
bukan karena alasan romantis, tapi karena kura-kura. Kura-kura itu bernama
George.
Mata
Peter akan berbinar setiap menceritakannya. Ia termasuk keturunan langsung
spesies kura-kura yang diamati Charles Darwin ketika merumuskan teori
evolusinya pada abad ke-19. Berapa kali ia sudah mendengar Peter mengatakan
itu? Kau harus melihat sendiri, betapa cakepnya kura-kura itu. Ia botak dan
bermata besar. Ia tua dan kesepian memang. Namun, sebentar lagi ia akan punya
keturunan.
Ada
benarnya juga kelakar teman- temannya. ”Kau tahu, Jane, itulah risiko punya
pacar zoologist. Kamu harus lebih dulu menjadi primata yang menarik untuk
membuatnya tertarik bercinta denganmu.”
”Justru
itulah untungnya. Aku tak perlu cemas. Karena Peter lebih tertarik
memperhatikan binatang langka ketimbang perempuan berambut pirang.” Dan ia
tertawa walau sebenarnya merasa konyol bila menyadari: betapa ia mesti berebut
perhatian kekasihnya, justru dengan binatang-binatang langka seperti itu.
Peter
pernah cerita perihal burung bulbul langka yang berhasil ditemukannya bersama
rombongan peneliti Worldwide Conservation Society di perbukitan kapur dataran
rendah Laos; penemuan yang menurut Peter begitu menakjubkan, karena belum
pernah dalam 100 tahun terakhir ditemukan spesies baru di Asia. Kau tahu, kicau
burung bulbul itu jauh lebih merdu dari burung bulbul dalam dongeng HC
Andersen. Bulu-bulunya hijau mengilap. Peter pernah pula bercerita tentang
kucing emas yang misterius dan tak mungkin dijumpai, tapi ia berhasil
melihatnya di pegunungan Tibet, sedang melesat memanjat pepohonan dengan
gerakan yang bagai terbang.
Setiap
saat ada kesempatan mereka bertemu—saat mereka seharusnya menghabiskan setiap
menit dengan bercinta—kekasihnya justru sibuk bicara soal katak berwarna ungu
yang ditemukannya di Suriname, kumbang tahi, kadal tanpa kaki, duiker merah,
galago kerdil, mokole mbembe di Sungai Zambeze, sejenis tikus bermoncong
panjang yang disebutnya Zanzibar, burung Akalat Ukwiva—dan entah nama-nama aneh
apa lagi—sampai obsesinya menemukan spesies putri duyung yang diyakininya masih
hidup di perairan Kiryat Yam, Israel. Aku akan menjadi orang kedua setelah
Richard Whitbourne, kapten kapal yang pada tahun 1610 pernah melihat putri
duyung di pelabuhan Newfoundland St James….
Langit
mulai menggelap dan keriuhan kendaraan yang memadati Horrison Street menyelusup
masuk Café Gratitude. Jane Jeniffer ingat, tujuh tahun lalu, saat ia menikmati house
lemonade di kafe ini, ia bertemu dengan Peter Bekoff, yang muncul dengan
seekor iguana di pundaknya. Karena nyaris tak ada kursi kosong, laki-laki itu
mendekati mejanya.
”Kau
tahu, kenapa aku ke sini membawa iguana? Karena kalau aku datang bersama
Jennifer Lopez pasti kafe ini seketika dipenuhi paparazi, dan kau tak bisa
dengan tenang menikmati house lemonade-mu itu…”
Entahlah,
kenapa saat itu, ia menganggap lucu kata-kata itu. Mungkin itulah sebabnya,
sering kita kangen pada saat-saat pertemuan pertama. Kita memang ingin selalu
mengulang kenangan.
1 comments:
ijin ambil ilmunya ya mbak admin ^_^
FB : Caesar Ervan Hashirama
Post a Comment