ASIMILASI, DIFUSI, DAN AKULTURASI



ASIMILASI, DIFUSI, DAN AKULTURASI
a. ASIMILASI
Pengertian Asimilasi
            Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Proses asimilasi itu ditandai oleh pengembangan sikap-sikap yang sama, yang walaupun terkadang bersifat emosional, bertujuan untuk mencapai kesatuan, atau paling sedikit untuk mencapai integrasi dalam organisasi dan tindakan. Secara matematis proses asimilasi dapat ditulis : Aa + Bb + Cc = Dd yang berarti bahwa kelompok etnik A, B, dan C karena faktor-faktor pendorong asimilasi terpenuhi, mengalami peleburan unsur-unsur kebudayaan kelompok etnik a + b + c menghasilkan kebudayaan baru d, yang sebelumnya tidak ada dalam kebudayaan A, B, maupun D.
            Akulturasi adalah suatu proses sosial, yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Atau bisa juga di definisikan sebagai perpaduan antara kebudayaan yang berbeda yang berlangsung dengan damai dan serasi.
            Sebagai Contoh, masyarakat pandatang berkomunikasi dengan masyarakat setempat dalam acara syukuran (misalnya). Secara tidak langsung, masyarakat pendatang berkomunikasi bedasarkan kebudayaan tertentu milik mereka, untuk menjalin kerja sama atau mempengaruhi kebudayaan setempat tanpa menghilangkan kebudayaan setempat.
            Seperti perpaduan kebudayaan antara Hindu-Budha dengan kebudayaan Indonesia, sebagai contoh lain. Dimana perpaduan antara dua kebudayaan itu tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut. Oleh karena itu, kebudayaan Hindu-Budha yang masuk ke Indonesia tidak diterima begitu saja. Hal ini disebabkan karena:
  • Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi, sehingga masuknya kebudayaan asing ke Indonesia menambah perbendaharaan kebudayaan Indonesia.
  • Kecakapan istimewa. Bangsa Indonesia memiliki apa yang disebut dengan istilah local genius, yaitu kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing dan mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Contoh sederhana asimilasi :
            A adalah orang Indonesia yang menyukai tarian Bali. Ia berteman baik dengan B yang merupakan orang Amerika Latin dan bisa tarian tradisionalnya Amerika Latin (Tango). Karena keduanya terus menerus berinteraksi, maka terjadilah percampuran budaya yang menghasilkan budaya baru. Maksudnya.. si A akhirnya punya tarian baru yang merupakan hasil penyatuan tarian Bali dan tarian Tango, tetapi tarian barunya ngga mirip sama tarian Bali atau tarian Tango.
Di bawah ini beberapa faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya suatu proses Akulturasi. Diantaranya:
Faktor Intern (dalam), antara lain:
  • Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
  • Adanya Penemuan Baru:
  1. Discovery: penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada
  2. Invention : penyempurnaan penemuan baru
  3. Innovation /Inovasi: pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh : kesadaran masyarakat akan kekurangan unsure dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat
  • Konflik yang terjadii dalam masyarakat
  • Pemberontakan atau revolusi
Faktor Ekstern (luar), antara lain:
  1. Perubahan alam
  2. Peperangan
  3. Pengaruh kebudayaan lain melalui difusi(penyebaran kebudayaan), akulturasi ( pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi)
Beberapa faktor pendorong perubahan sosial:
  1. Sikap menghargai hasil karya orang lain
  2. Keinginan untuk maju
  3. System pendidikan yang maju
  4. Toleransi terhadap perubahan
  5. System pelapisan yang terbuka
  6. Penduduk yang heterogen
  7. Ketidak puasan masyarakat terhadap bidang kehidupan tertentu
  8. Orientasi ke masa depan
  9. Sikap mudah menerima hal baru.
Hasil Akulturasi
Islam serta unsur-unsur budayanya di Nusantara merupakan hasil akulturasi antara budaya Islam dengan Hindu-Buddha yang lebih dulu ada di Nusantara. Beberapa contoh antara lain:
Seni Bangunan
Dasar bangunan candi itu merupakan hasil pembangunan bangsa Indonesia dari zaman Megalitikum, yaitu bangunan punden berundak-undak. Punden berundak-undak ini mendapat pengaruh Hindu-Budha, sehingga menjadi wujud sebuah candi, seperti Candi Borobudur.
Seni rupa/Seni lukis
Unsur seni rupa dan seni lukis India telah masuk ke Indonesia.hal ini terbukti dengan ditemukannya patung Budha berlanggam Gandara di kota Bangun, Kutai. Juga patung Budha berlanggam Amarawati ditemukan di Sikendeng (Sulawesi Selatan). Pada Candi Borobudur tampak adanya seni rupa India, dengan ditemukannya relief-relief ceritera Sang Budha Gautama. Relief pada Candi Borobudur pada umumnya lebih menunjukan suasana alam Indonesia, terlihat dengan adanya lukisan rumah panggung dan hiasan burung merpati. Di samping itu, juga terdapat hiasan perahu bercadik. Lukisan-lukisan tersebut merupakan lukisan asli Indonesia, karena tidak pernah ditemukan pada candi-candi yang terdapat di India. Juga relief pada Candi Prambanan yang memuat cerita Ramayana.
Seni sastra
Prasasti-prasasti awal menunjukkan pengaruh Hindu-Budha di Indonesia, seperti yang ditemukan di Kalimantan Timur, Sriwijaya, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Prasasti itu ditulis dalam bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa.
Kalender
Diadopsinya sistem kalender atau penanggalan India di Indonesia merupakan wujud dari akulturasi, yaitu terlihat dengan adanya penggunaan tahun Saka di Indonesia. Di samping itu, juga ditemukan Candra Sangkala atau konogram dalam usaha memperingati peristiwa dengan tahun atau kalender Saka. Candra Sangkala adala angka huruf berupa susunan kalimat atau gambar kata. Contoh tahun Candra Sangkala adalah “Sirna Ilang Kertaning Bumi” sama dengan 1400 (tahun saka) dan sama dengan 1478 Masehi.
Kepercayaan dan Filsafat
Masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Budha tidak meninggalkan kepercayaan asli bangsa Indonesia, terutama terlihat dari segi pemujaan terhadap roh nenek moyang dan pemujaan terhadap dewa-dewa alam.
Pemerintahan
Setelah masuknya pengaruh Hindu-Budha, tata pemerintahan disesuaikan dengan sistem kepala pemerintahan yang berkembang di India. Seorang kepala pemerintahan bukan lagi seorang kepala suku, melainkan seorang raja, yang memerintah wilayah kerajaannya secara turun temurun.
Desakan Budaya
Desakan suatu budaya pada budaya lain disebut dominasi. Contohnya masyarakat Betawi, Aborigin dan Irian.

b. DIFUSI

Pengertian Difusi

Pergeseran nilai budaya lokal di masyarakat mulai terasakan. Sakralitas dogma mulai dipertanyakan. Mitos dan kepercayaan mulai dijungkir balikkan. Pergeseran peradaban menggejala. Pergeseran nilai persamaan berubah pemberhalaan. Nilai humanisasi bergeser dehumanisasi. Kejujuran diri berganti kerakusan dan manipulasi. Pergeseran nilai kapitalisme perlahan menjalar hingga kepelosok negeri. Rasa prihatin untuk keadaan negeri telah menuai dampak. Dampak dari difusi budaya menjadikan masyarakat gagap dengan perubahan. Gaptek teknologi dan gersang nilai etika kemanusiaan. Informasi yang pesat dan jungkir balik memusingkan kepala.
            Difusi budaya juga terjadi di bidang ekonomi dan jaringan komunikasi dan informasi. Contoh, keberadaan HP bukan lagi menjadi barang mewah. Kebanyakan orang membutuhkan hp untuk berinteraksi. Loket yang menjual vocer pulsa merambah kepelosok kampung. Orang tidak lagi tabu memamerkan ponsel bermerek. Apa artinya? Sistem jaringan ponsel itu dikuasai oleh asing. Setiap mereka yang berinteraksi melalui HP diketahui oleh Amerika. Informasi dari penduduk tersadap lewat jaringan ponsel/telepon. Akibatnya, Negara Amerika lebih mudah mengintervensi pasar, mengetahui lebih banyak keadaan. Mengerti kemana arah penduduk. Apa Implikasinya? Segala sektor mudah dikuasai oleh orang asing. Mereka lebih bisa dan tahu lebih banyak. Mereka bisa mengurus kemauan pasar dari pada warga kita sendiri. Hal inilah yang disebut dengan model penjajahan gaya baru. Penjajahan yang merampas secara perlahan budaya bangsa Indonesia. Penjajahan berbentuk difusi budaya. Pengendalian budaya lokal oleh orang asing. Apabila dibiarkan, pada akhirnya kita menjadi orang asing di negeri sendiri. Menjadi terlantar dibumi pertiwi. Rakyat tidak bisa mengurus dirinya sendiri.
            Gerakan asing mulai menancapkan tiang-tiang. Kapitalisme makin kokoh dengan militer, modal capital dan kekuasaan lokal. Rupiah dihajar dolar habis-habisan. Intervensi Helsinki didominasi AMM. Pusat-pusat minyak dan tambang diatur dengan perjanjian dan kontrak kerja secara dominan. Kenaikan harga BBM tinggal menghitung hari. Di awal Oktober 2006, semua harga barang naik lagi. Sementara surat hutang pemerintah dibuat lagi. Anak negeri memprihatinkan kembali. Contoh, proses politik dalam penentuan pimpinan daerah didominasi pemilik modal. Pilihan pilkada tidak pernah selesai. Pilihan itu selalu melibatkan campur tangan pemilik modal. Pilihan rakyat diintervensi dengan aliran dana besar. Pilihan kekuasaan di daerah telah direbut dengan kompensasi tinggi. Misalnya kompensasi mendapatkan proyek berskala besar didaerah.
            Sementara itu, difusi budaya juga mencengkram musnahnya etika pergaulan. Dekadensi moral telah nampak seiring maraknya pergeseran norma pergaulan. Contoh, pergeseran pergaulan bebas tengah merambah di kalangan remaja. Kasus mahasiswi yang berhenti kuliah karena hamil di luar nikah, atau terlibat narkoba dan perkelahian dll. Kasus kenakalan remaja begitu mudah ditelusuri didunia sekolah dan kampus. Demikian juga di masyarakat umum tidak kalah genting. Kasus maraknya affair antar rekan kerja menjadi trendi ditengah kota. Anehnya, pelakunya kebanyakan mereka yang banyak uang dan memiliki kekuasaan. Pelaku merasa tidak berdosa dengan pergaulan yang mengarah seks bebas. Apa akibat pergaulan bebas ini? Meningkatnya penderita penyakit HIV/AIDS serta kecanduan narkoba setiap tahunnya. Ironisnya, seks bebas makin tumbuh menjadi ajang bisnis industri seks. Bisnis yang menjual nafsu birahi seksual. Bisnis memanjakan kehidupan semau gue. Bisnis esek-esek menggiurkan daya jualnya. Bisnis prostitusi seolah berlindung di balik baju pariwisata. Bisnis prostitusi mengelabuhi nilai budaya setempat.
            Kemudian, bagaimana kita mesti keluar dari penjajahan yang mengakibatkan difusi budaya? Pertama, kita mesti bersatu padu. Musuh kapitalisme telah datang di depan mata. Para ilmuwan perlu bersatu padu untuk bangkit. Bangkit mengelola dan menggali nilai budaya lokal. Menggali ciri khas budaya yang hidup di tengah tradisi masyarakat. Melestarikan kekayaan budaya sebagai karakter pribadi bangsa. Mewariskan generasi muda dengan khazanah kebangsaan dan kesatuan.
            Kedua, Melawan tirani kapitalisme global dengan berhenti berhutang keluar negeri. Warga Indonesia harus disadarkan dengan realitas ini. Realitas kejam yang siap menggilas orang-orang yang lemah dan terbelakang. Memanjakan rakyat dengan uang hutang akan menjerat generasi mendatang. Menumpuk hutang ke luar negeri sama halnya dengan menggali kuburan sendiri. Berhutang ke luar negeri seperti menabur jala kematian. Kematian membuat keputusan penting dalam pembangunan. Kematian bernegosiasi. Hutang luar negeri membuat bangsa kita bergantung sepanjang jalan. Berhutang membuat bangsa Indonesia dalam cengkraman penjajahan kapitalisme. Bangsa yang dikuasai bangsa asing.
            Ketiga, Pemerintah perlu mensosialisasikan cara hidup sederhana. Bagaimana caranya? Aparat Pemerintah harus lebih dulu menunjukkan contoh hidup hemat dan tidak bermegah-megahan dalam kesehariannya. Sanggupkah pejabat kita berubah? Sedang dalam kenyataannya kapitalisme terus memanjakan mereka dengan fasilitas kekayaan melimpah ruah. Pundi-pundi hadiah mewah diberikan ke kantong-kantong aparat pemerintah. Alih-alih, pejabat menjadi teladan atas kesederhanaannya, yang terjadi justru maraknya pejabat aji mumpung. Mumpung masih menjabat, mengeruk kekayaan tiada puasnya. Menyelundupkan BBM bukti konkritnya. Bukankah itu suatu pertanda, sebagian mental aparat lebih mementingkan melayani bangsa asing dari pada bangsa sendiri? Ironinya, kejadian itu terus berulang-ulang kali menuai bencana berkepanjangan dinegeri tercinta.
c. AKULTURASI
Pengertian Akulturasi
            Istilah akulturasi atau culture contact (kontak kebudayaan) mempunyai pengertian proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu di hadapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan di olah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
            Misalnya gerak migrasi, gerak perpindahan dari suku suku bangsa di muka bumi. Migrasi tentu menyebabkan pertemuan antara kelompok-kelompok manusia dengan kebudayaan yang berbeda-beda dan akibatnya ialah bahwa individu-individu dalam kelompok-kelompok itu diharapkan dangan unsur-unsur kebudayaan asing.
            Proses akulturasi sudah ada sejak dulu kala dalam sejarah kebudayaan manusia, tetapi proses akulturasi yang mempunyai sifat khusus baru timbul ketika kebudayaan-kebudayaan bangsa-bangsa di Eropa Barat mulai menyebar ke daerah lain di muka bumi dan mulai mempengaruhi masyarakat di muka bumi ini.
            Bersama dengan perkembangan pemerintah-pemerintah jajahan di semua benua dan daerah di luar Eropa, berkembang pula berbagai usaha penyebaran agama Nasrani. Akibat dari proes yang besar ini pada masa sekarang hampir tidak ada suku bangsa yang yang terhindar dari pengaruh unsur unsur kebudayaan Eropa itu. Bangsa Indonesia paling tidak telah mengalami tiga kontak kebudayaan asing yang besar yaitu sebagai berikut.
a) Kontak dengan kebudayaan Hindu-Buddha pada zaman kuno (abad ke- 1-15).
b) Kontak dengan kebudayaan Islam pada zaman madya (abad ke- 15-17).
c) Kontak dengan kebudayaan Barat pada zaman baru (abad ke-17-20).
            Bentuk-bentuk dari kontak kebudayaan yang menimbulkan proses akulturasi antara lain:
1) Kontak dapat terjadi antara seluruh masyarakat seluruh masyarakat atau antara bagian-bagian saja dalam masyarakat, dapat juga terjadi antara antara individu-individu dari dua kelumpok.
2) Kontak dapat pula diklasifikasikan antara golongan yang bersahabat dan golongan yang bermusuhan.
3) Kontak dapat pula timbul antara masyarakat yang menguasai dan masyarakat yang menguasai dan masyarakat yang dikuasai secara politik atau ekonomi.
4) Kotak kebudayaan dapat terjadi antara masyarakat yang:
a) sama besarnya
b) berbeda besarnya
5) kontak kebudayaan dapat terjadi antara aspek-aspek materiil dan yang non materiil dari kebudayaan yang sederhana dengan kebudayaan yang sederhana dengan kebudayaan yang kompleks dan antara kebudayaan yang kompleks pula.
            Contoh akulturasi Indonesia- Hindu/buddha adalah masuknya epos ramayana atau mahabarata dalam cerita wayang. Contoh lain adalah adanya beberapa arsitektur candi dalam bangunan keagamaan di Indonesia. Contoh akulturasi Indonesia-Islam adalah mesuknya sastra dan kesustraan Arab dalam kesustraan Indonesia. Contoh lain adalah masuknya unsur arsitektur masjid dari Timur Tengah yang melengkapi bangunan keagamaan di Indonesia.
            Fenomena atau gejala akulturasi di Indonesia bisa kita lihat pada masyarakat Irian Jaya. Kita sering membayangkan bahwa kebudayaan penduduk asli Irian Jaya tersebut tidak pernah berubah, mereka seakan-akan masih hidup dizaman bau dan baru saja mengenal budaya asing. Padahal sebenarnya, masyarakat Irian Jaya sudah melakukan kontak dengan suku bangsa-suku bangsa lain dan memperkenalkan unsur-unsur kebudayaan baru pada penduduk Irian Jaya. Peranan terbesar yang mempertemukan kebudayaan pribumi Irian Jaya dengan kebudayan asing dari luar Irian Jaya dipegang oleh para penyebar agama dan pejabat pemerintahan jajahan. Orang-orang inilah paling intensif bergaul dengan masyarakat asli Irian Jaya. Meski masyarakat Irian Jaya telah lama melakukan kontak dengan orang-orang aing, bahkan dapat menerima unsur budaya asing yang dibawa seperti cara berpakaian, penggunaan alat modern, cara bergaul, dan sebagainya, tetapi mereka tetap mempertahankan budaya budaya dan kepribadian asli mereka.

TUGAS
MASYARAKAT KESENIAN INDONESIA









OLEH:
YOVI ERSARIADI
17355/2010
SASTRA INDONESIA



FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012

1 comments:

Template Booklet Company Profile said...

mbk tulisannya gak rapi , jadi bingung -_-

Post a Comment