dasar-dasar fonologi


DASAR-DASAR FONOLOGI
yovi ersariadi
17355/2010
sastra indonesia
 1.  Pengertian dan Hakikat Fonologi
A.    Pengertian
1.      Secara etimologi, fonologi terbentuk dari kata fon, yaitu bunyi dan logi, yaitu ilmu
2.      Menurut Kridalaksana, fonologi merupakan bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya
3.      Menurut Chaer, fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisa, dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa.
B.     Hakikat
1.      Fonologi sebagai subdisiplin yang objek kajiannya adalah unsur bahasa yang terkecil atau bunyi bahasa
2.      Sebagai suatu disiplin linguistik, fonologi memiliki dua cakupan, yaitu:
a.       Dalam arti luas, fonologi mencakup bunyi-bunyi bahasa secara umum, yang mencakup kajian fonetik dan fonemik
b.      Dalam arti sempit, fonologi mengkaji bunyi-bunyi bahasa yang berfungsi sebagai pembeda makna.

II.       Tujuan Fonologi
Fonologi sebagian dari studi linguistik berdasarkan tujuan kajiannya dibedakan atas fonologi teoritis dan fonologi praktis.
a.       Tujuan teoritis
1.      Fonetik adalah untuk menemukan kaidah-kaidah bunyi secara umum
2.      Fonetik adalah menemukan kaidah-kaidah bunyi bahasa tertentu, misalnya fonem dalam bahasa Jawa.
b.      Tujuan praktis
1.      Fonetik adalah menemukan kaidah-kaidah umum bunyi bahasa untuk keperluan memecahkan masalah praktis, misalnya latihan lafal untuk penderita tunawicara
2.      Fonemik adalah untuk memecahkan masalah, misalnya ejaan.

III.    Dasar-Dasar Fonetik
Menurut proses terjadinya bunyi bahasa dibedakan atas tiga, yaitu fonetik artikulatoris, fonetik akustik, dan fonetik auditoris.
1.      Fonetik Artikulatoris
Yaitu mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa, serta bagaimana bunyi itu diklasifikasikan.
a.       Alat ucap
Merupakan hal pertama yang dibicarakan dalam fonetik artikulatoris untuk menghasilkan bunyi bahasa.
Berikut nama-nama alat ucap yang perlu dikenal untuk bisa memahami bagaimana bunyi bahasa itu diproduksi:
1.      Pangkal tenggorok, disebut dengan laringal
2.      Rongga kerongkongan, disebut dengan faringal
3.      Pangkal lidah, disebut dengan dorsal
4.      Tengah lidah, disebut dengan medial
5.      Daun lidah, disebut dengan laminal
6.      Ujung lidah, disebut dengan apical
7.      Anak tekak, disebut dengan uvular
8.      Langi-langit lunak, disebut dengan velar
9.      Langit-langit keras, disebut dengan palatal
10.  Gusi, disebut dengan aveolar
11.  Gigi, disebut dengan dental
12.  Bibir, disebut dengan labial
b.      Proses fonasi
Terjadinya bunyi suara pada umumnya dimulai dengan proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalui pangkal tenggorok yang didalamnya terdapat pita suara, kemudian diteruskan ke udara bebas baik melalui rongga mulut maupun rongga hidung.
c.       Tulisan fonetik
Setiap huruf atau lambang hanya digunakan untuk malambangkan satu bunyi bahasa. Dalam tulisan fonetik, setiap bunyi dilambangkan secara akurat, artinya setiap bunyi mempunyai lambang-lambangnya sendiri.
d.      Klasifikasi bunyi
Pada mumnya bunyi bahasa dibedakan atas:
1.      Klasifikasi vokal
Bunyi vokal biasanya diklasifikasikan dan diberi nama berdasarkan posisi lidah dan bentuk mulut.
a.       Berdasarkan posisi lidah, ada yang bersifat vertikal dan ada yang bersifat horizontal.
Secara vertical dibedakan adanya:
1.      Vokal tinggi, misalnya bunyi [ i ] dan [ u ]
2.      Vokal tengah, misalnya bunyi [ e ] dan [ o ]
3.      Vokal rendah, misalnya bunyi [ a ]
Secara horizontal, dibedakan adanya:
1.      Vokal depan, misalnya bunyi [ i ] dan [ e ]
2.      Vokal pusat, misalnya bunyi [ a ]
3.      Vokal belakang, misalnya bunyi [ u ] dan [ o ]
b.      Berdasarkan bentuk mulut, dibedakan adanya:
1.      Vokal bundar, karena bentuk mulut membundar ketika mengucapkan vokal itu, misalnya vokal [ o ] dan vokal [ u ]
2.      Vokal tak bundar, karena bentuk mulut tidak membundar, melainkan melebar pada waktu pengucapan vokal tersebut, misalnya [ i ] dan [ e ]  
2.      Klasifikasi konsonan
Bunyi-bunyi konsonan biasanya dibedakan berdasarkan tiga kriteria, yaitu:
a.       Berdasarkan posisi pita suara, dibedakan atas:
1.      Bunyi bersuara, yaitu terjadi apabila pita suara hanya terbuka sedikit, sehingga terjadilah getaran pada pita suara itu, seperti bunyi [ b ], [ d ], [ g ], dan [ c ]
2.      Bunyi tidak bersuara, yaitu terjadi apabila pita suara terbuka agak lebar, sehingga tidak ada getaran pada pita suara itu, seperti bunyi [ s ], [ k ], [ p ], dan  [ t ]

b.      Berdasarkan posisi atau tempat artikulasi, dikenal adanya konsonan: 
1.      Bilabial, yaitu konsonan yang terjadi pada kedua belah bibir, bibir bawah merapat pada bibir atas, seperti bunyi [ b ], [ p ], [ m ]
2.      Labiodental, yaitu konsonan yang terjadi pada gigi bawah dan bibir atas, yaitu gigi bawah merapat pada bibir atas, seperti bunyi [ f ], [ v ]
c.       Berdasarkan cara artikulasinya, artinya bagaimana hambatan terhadap arus udara itu, dibedakan adanya:
1.      Hambatan (letupan, plosif, stop), artikulator menutup sepenuhnya aliran udara, sehingga udara mampat di belakang tempat penutupan itu, seperti bunyi [ p ], [ b ], [ t ], [ d ], [ k ], dan [ g ].
2.      Geseran atau frikatif, artikulator aktif mendekati articulator pasif, membentuk celah sempit, sehingga udara yang lewat mendapat gangguan di celah itu, seperti bunyi [ f ], [ s ], [ z ].
3.      Paduan, artikulator aktif menghambat sepenuhnya aliran udara, lalu membentuk celah sempit dengan artikulator pasif, seperti bunyi [ c ], [ j ].
4.      Sengauan atau nasal, artikulator menghambat sepenuhnya aliran udara melalui mulut, membiarkannya keluar melalui rongga hidung dengan bebas, seperti bunyi [ m ], [ n ].
5.      Getaran atau trill, artikulator aktif malakukan kontak beruntun dengan artikulator pasif, sehingga getaran bunyi itu terjadi berulang-ulang, seperti bunyi [ r ].
6.      Sampingan atau lateral, artikulator aktif menghambat aliran udara pada bagian tengah mulut, lalu membiarkan udara keluar melalui samping lidah, seperti bunyi [ l ]
7.      Hampiran atau aproksiman, artikulator aktif dan pasif membentuk ruang yang mendekati posisi terbuka seperti dalam pembentukan vokal, seperti bunyi [ w ], [ y ]. 


e.       Unsur suprasegmental
Dibedakan atas:
1.      Tekanan atau stres
2.      Nada atau pitch
3.      Jeda atau persendian
4.      Silabel atau suku kata
2.      Fonetik Akustik
Yaitu mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam, yang berupa gelombang bunyi.
3.      Fonetik Auditoris
Yaitu mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita.

IV.    Dasar-Dasar Fonemik
Fonemik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna. Contohnya saja perbedaan bunyi [ p ] dan [ b ] yang terdapat pada kata [ paru ] dan [ baru ] tentunya menyebabkan perbedaan makna. Dasar-dasar fonemik mencakup atas fonem, identifikasi fonem, klasifikasi fonem, dan khasanah fonem.
a.       Identifikasi fonem
Fonem merupakan bunyi bahasa yang dapat membedakan makna kata. Dalam fonemik, diteliti apakah perbedaan bunyi itu mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Jika bunyi tersebut membedakan makna, maka bunyi tersebut kita sebut fonem. Contoh [ paru ] dan [ baru ], [ baku ] dan [ bahu ], maka bunyi [ k ] pada kata pertama, dan bunyi [ h ] pada kata kedua, masing-masing adalah fonem yang berlainan, yaitu fonem / k /, dan fonem / h /. Kedua bunyi itu menyebabkan kedua kata yang mirip itu berbeda maknanya.
b.      Klasifikasi fonem
Jika terdapat bunyi vokal dan konsonannya, maka juga ada fonem vokal dan fonem konsonan.


c.       Khazanah fonem
Khazanah fonem adalah banyaknya fonem yang terdapat dalam satu bahasa. Misalnya jumlah fonem yang terdapat dalam bahasa Indonesia, yaitu terdiri dari lima buah fonem vocal yaitu (a, i, u, e, o) dan 21 buah konsonan yaitu (b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z).



























DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka.

0 comments:

Post a Comment