TUGAS JURNALISTIK
PENGARUH MEDIA MASSA TERHADAP PROFESI
SELEBRITI
MAKALAH
![]() |
DEVINALDI
NIM 2010/18160
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN
DAERAH
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai
dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus
didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan
sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.
Menurut UU No. 40 tahun
1999, Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan
kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar,
suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan
menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang
tersedia.
Dalam karir seseorang,
media massa sangat diperlukan dalam pengembangan kinerjanya dan memperlihatkan
apa yang diperolehnya. Media massa sangat dibutuhkan, jika tidak ada media
massa maka pengembangan kinerja akan terhambat.
Kegiatan untuk
mencari berita merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh perusahaan yang
bergerak di bidang pemberitaan atau biasa juga disebut sebagai media. Sebagai
media berarti juga dikatakan sebagai sarana yang digunakan oleh kedua belah
pihak yaitu obyek pemberitaan dengan konsumen berita. Media dibutuhkan oleh
kedua belah pihak baik obyek berita maupun konsumen berita dengan maksud dan
tujuan tertentu.
Dahulu media
sangat minim sekali yang berkecimpung memberitakan seputar selebriti di
Indonesia. Media pertama mengupas seputar selebriti dimulai dari tabloid
“monitor” yang dipimpin oleh Arswendo Atmowiloto. Dan media televisi masih
didominasi oleh TVRI.
Menjadi seorang
selebriti memang tidak luput dari sorotan media dan wartawan. Kehidupan pribadi
dan keluarga mereka bahkan ikut menjadi santapan lezat para awak media.
Wartawan terkadang bisa menjadi sahabat yang baik untuk seorang selebriti namun
juga bisa menjadi binatang buas yang siap memangsa buruannya. Banyak dari
selebriti dunia maupun Indonesia yang menjadi korban dari tekanan media hingga
merenggut nyaa mereka.
Wartawan
mungkin hanyalah pekerja dari sebuah kantor media yang bertugas untuk mencari
berita dari orang terkenal dan yang mudah tersorot oleh masyarakat. Pekerjaanya
inilah yang membuat wartawan terkadang mengganggu kehidupan para selebriti.
Tidak dipungiri pula jika karir seorang selebriti bisa melonjak berkat wartawan
dan juga bisa jatuh tersungkur berkat wartawan. Berikut merupakan selebriti.
Membahas
tentang pengaruh media massa, banyak yang akan dibahas, baik dalam segi positif
maupun dalam segi negatifnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Kegiatan untuk
mencari berita merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh perusahaan yang
bergerak di bidang pemberitaan atau biasa juga disebut sebagai media. Sebagai
media berarti juga dikatakan sebagai sarana yang digunakan oleh kedua belah
pihak yaitu obyek pemberitaan dengan konsumen berita. Media dibutuhkan oleh
kedua belah pihak baik obyek berita maupun konsumen berita dengan maksud dan
tujuan tertentu.
Dahulu media
sangat minim sekali yang berkecimpung memberitakan seputar selebriti di
Indonesia. Media pertama mengupas seputar selebriti dimulai dari tabloid
“monitor” yang dipimpin oleh Arswendo Atmowiloto. Dan media televisi masih
didominasi oleh TVRI.
Sebelum adanya
pemberitaan seputar selebriti, banyak selebriti lama mengakui kalo perjuangan
untuk menuju populer atau dikenal oleh publik sangatlah tidak gampang.
Sekarang ini,
hampir semua orang sangat mudah untuk menjadi seorang selebriti walaupun masih
memerlukan waktu, namun waktu itu tidak banyak jika dibandingkan dengan seleb
jaman dulu karena sekarang banyak sekali media yang mengangkat selebriti yang
akan naik daun.
Selebriti yang
sedang naik daun akan sangat senang sekali jika menjadi lirikan media untuk
diliput. Semakin sering tampil untuk dibicarakan semakin tenar/melambung
namanya dimata publik. Hal ini juga tidak dipungkiri bahwa media juga senang
karena mendapatkan obyek yang dijadikan untuk pemberitaan.
Dari awal karir
tersebut sudah kelihatan ada simbiosis mutualisme antar dua profesi itu. Namun,
hal ini menjadi berubah ketika orang yang berprofesi artis dan namanya sudah
populer menuntut agar media memberitakan hanya yang baik saja tentang dirinya.
Hal ini mirip
politisi atau pejabat pemerintah dahulu yang bisa mengatur pemberitaan pada
suatu media, media tidak boleh menjelekkan seseorang atau pejabat
tertentu. Mirip dengan yang dilakukan selebriti saat ini, ketika karir artis
sudah berada di puncak.
Media mungkin
saja membuat rumor jika mengenai seputar selebriti, namun pada hakekatnya
ketika media mengupas privasi artis biasanya berdasarkan gosip yang sudah
beredar atau mendapat bocoran seseorang. Artis yang pernah diberitakan jelek kemungkinan
memang artis yang bersangkutan memang seperti yang diberitakan. Kemudian media
juga mencari kebenaran kepada orang yang bersangkutan langsung, jika artis
tidak membenarkan atau menyalahkan berarti rummor memang sengaja digantung.
Akhirnya resiko harus ditanggung sendiri oleh artisnya sendiri.
Seorang artis
yang sudah berada di top level, pengen diberitakan yang baik-baik saja. Hal ini
pastinya sangat-sangat menguntungkan sekali bagi si artisnya padahal banyak
sekali yang ingin tahu juga mengenai kehidupan dibalik itu semua dan media
membutuhkan isi berita juga.
Penjelasan diatas menjelaskan
mengenai hubungan dari kedua profesi itu, dan juga mengenai keuntungan yang
didapatkan diantara kedua belah pihak. Sekarang, kondisinya adalah media sangat
banyak sekali jumlahnya dan artis juga sangat cepat sekali perputarannya.
Selain itu dikedua belah pihak juga mengalami persaingan yang sangat ketat
juga.
Bagaimana jika
media kondisinya dikembalikan lagi seperti jaman dahulu ? Artinya tidak ada
media yang memberitakan tentang artis, baik berita yang baik-baik saja maupun
berita yang jelek.
Bisa
dibayangkan betapa sulitnya untuk meraih popularitas sebagai selebriti. Benarkah
itu ? mungkin selebritinya sendiri yang perlu menjawab pertanyaan itu. Yang
perlu diperhatikan oleh para selebriti sebenarnya adalah untuk tetap positive
thinking saja kalau yang diberitakan itu tidak sesuai dengan sebenarnya. “Jadikan
media sebagai pengontrol kehidupannya para selebriti“.
Jadi kalau
pengen jadi selebriti jangan macam-macam polah tingkahnya. Itu yang harus
menjadi konsekuensinya menjadi selebriti.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media Massa
sangat membantu dalam kepopuleran seorang selebriti. Bayangkan jika media tidak
menyorot kehidupan seorang selebriti, maka masyarakat tidak akn mengenal lebih
jauh seorang selebriti itu dan rasa ingin tahu masyarakat yang menjadi nilai
jual tidak akan tinggi.
Media mungkin
saja membuat rumor jika mengenai seputar selebriti, namun pada hakekatnya
ketika media mengupas privasi artis biasanya berdasarkan gosip yang sudah
beredar atau mendapat bocoran seseorang. Artis yang pernah diberitakan jelek
kemungkinan memang artis yang bersangkutan memang seperti yang diberitakan.
Pada saat yang
diberitakan itu tidak benar, tetapi mamfaatnya malah beruntung pada selebriti
tersebut, mereka mendapatkan tawaran dimana-mana untuk menghadiri sebuah acara
dan membahas masalah itu.
B.
Saran
Dalam dunia
selebriti, pers sangat diperlukan. Tetapi semuanya harus dipikirkan sebelum
berita itu dibuat. Seorang selebriti harus menghargai propefesi pekerja pers,
dan seorang pekerja pers harus mematuhi kode etik pers yang telah ditentukan
dan juga menimbang efek negatif dan positif yang dihasilkan.
KEPUSTAKAAN
McQuail,
Denis. 1987. Teori Komunikasi Massa.
Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama.
dengan-profesi selebriti / (diakses
tanggal 7 Desember 2011).
0 comments:
Post a Comment